10 Bunga yang Sangat Jarang Ditemui




Menurut para peneliti, ada lebih dari 270.000 macam bunga ada di bumi kita. Dari semua ragamnya, ada 10 bunga yang sangat jarang dijumpai. Apa sajakah?

1. Bunga Bangkai
Bunga bangkai, atau Rafflesia Arnoldi (Amorphophallus titanum) merupakan bunga khas Indonesia. Tingginya bisa mencapai 180 cm dan diameter 90 cm. Bentuk bunga bangkai yang unik seolah berasal dari jaman prehistoric. Kabarnya, bunga ini paling besar di dunia. Dengan bau yang menyengat seperti bau bangkai, membuatnya disebut 'bunga bangkai'. Masa berkembangnya sangat jarang, kalaupun mekar hanya bertahan seminggu saja.
2. Youtan Poluo
Bunga ini masih misteri, alias harus diteliti lebih lanjut. Karena belum ada sebutannya secara ilmiah (latin). Tampaknya, habitat Youtan ada di Cina.

Seorang petani Cina, Ding menemukan tanaman aneh yang tumbuh di saluran pipa besi, demikian juga seseorang bernama Lushan melihat ada tumbuhan bertumbuh di mesin cuci miliknya. Konon, bunga ini hanya mekar sekali dalam 3000 tahun. 
3. Yellow and Purple Lady Slippers
Namanya bagus, ya? Bunga bernama latin Cypripedium calceolus ini merupakan jenis anggrek yang sangat langka. Tumbuhnya di daratan Eropa, tapi susah sekali ditemui. Ada satu yang tumbuh di sebuah lapangan golf di Inggris. Begitu langkanya, sehingga area sekeliling bunga tersebut di bawah pengawasan kepolisian sejak 1917. Tujuannya agar tak ada orang yang mengambil dan... jangan sampai ada bola golf nyasar. Bagi yang ketahuan melanggar, dikenakan denda 5000 Dollar Amerika!
4. Ghost Orchid
Jenis anggrek langka lainnya adalah Ghost Orchid (Epipogium aphyllum/Dendrophylax lindenii). Anggrek yang satu ini tidak berdaun, artinya tidak menggunakan proses fotosintesis. Untuk itu membutuhkan jamur tertentu agar bisa diserap akar untuk menyerap makanan.

Ghost Orchid dapat ditemui di hutan Kuba, dan varietas lainnya juga ada di Florida. Mekar antara Juni - Agustus, tumbuh rendah dekat permukaan tanah, dan munculnya tiba-tiba seolah mengapung di batang pohon. Karena itulah di sebut anggrek hantu (Ghost Orchid).
5. Kadupul Flower
Epiphyllum oxypetalum nama latinnya, kita sebut saja Kadupul, berasal dari Sri Lanka dan memiliki makna rohani bagi umat Buddha. Unik, mekarnya hanya saat malam dan layu saat fajar datang.


6. Koki'o
Sekarang kita ke Hawaii. ada satu bunga unik yakni Koki'o atau Kokai cookei. Ditemukan sejak 1860, bunga ini susah dikembang-biakkan. Sehingga ada kabar sudah punah tahun 1950.

20 tahun kemudian dikabarkan ada bunga Koki'o yang masih hidup, tapi lagi-lagi ada kebakaran di tahun 1978 menghancurkan populasi pohon Koki'o setinggi 10-11 meter ini. Untungnya, ada yang bisa diselamatkan dan sekarang disebarkan ke 23 tempat terpisah di Hawaii.


7. Chocolate Cosmos
Bunga asli Meksiko yang telah punah di alam liar selama lebih dari 100 tahun. Namun, spesies ini bertahan sebagai klon tunggal yang disterilkan pada tahun 1902. Bunganya berwarna cokelat tua dengan diameter sekitar 3-4 cm. Seperti namanya, Cosmos Chocolate memancarkan aroma vanili di musim panas. 
8. Parrot's Beak
Diklasifikasikan sebagai bunga yang sangat langka sejak 1884, dan diyakini telah punah di alam liar, meskipun beberapa orang percaya mungkin masih hidup.

Tanaman ini berasal dari Kepulauan Canary. Di tahun 2008, percobaan telah dilakukan untuk melihat apakah bunga bernama latin Lotus berthelotii ini bisa menemukan penyerbuk baru, tapi, kabarnya belum berhasil.


9. The Jade Vine
The Vine Jade (Strongylodon macrobotrys) warnanya menarik, biru-hijau seperti cakar berbentuk bunga (atau seperti jantung pisang?). Bunga ini diserbuki oleh kelelawar yang menggantung terbalik sambil minum nektar.

Bunga ini sekarang semakin langka, hampir tidak terlihat lagi di alam liar dan diyakini terancam oleh deforestasi di Filipina.
10. Campion
Nama ilmiahnya Silene tomentosa. Hanya ditemukan di Gibraltar, Campion pernah dianggap punah oleh komunitas ilmiah pada tahun 1992, ketika semua jejak tanaman lenyap. Kemudian pada tahun 1994, sebuah spesimen tunggal ditemukan oleh seorang pendaki di tebing tinggi Gibraltar.
Penemuan ini segera dikembangbiakkan di Bank Benih Milenium (proyek konservasi tumbuhan di dunia) dan sekarang sekarang tumbuh di Gibraltar Botanic Gardens Almeda, serta di Royal Botanic Gardens, London. 
Read More

HEBATNYA SINGKONG OKULASI



Singkong Dewo / Tempel (Okulasi)
Keunggulan
  • Hasil panen ubi kayu bisa berlipat ganda (sesuai kondisi tanah)
  • Daun singkong yang hijau & rimbun dan cepat tumbuh akan banyak memproses fotosintesis yang sagat berguna untuk menyerap karbondioksida dan menyimpannya dibatang serta mengeluarkan Oksigen yang sagat membantu menjaga lingkungan tetap GO GREEN.
  • Tanaman Singkong lebih tahan terhadap terjangan angin.
  • Penanaman tidak perlu menggunakan bambu sebagai ajir.
  • Bibit singkong dapat ditanam sampai 3 X penanaman, Petensi hasil Singkong :
  • Tanam   I  Rata-rata        :   50  Kg/ Pohon
  • Tanam  II  Rata-rata        :   70  Kg/ Pohon
  • Tanam III  Rata-rata        : 100 Kg/ Pohon
  • Varietas singkong dapat dipilih sesuai dengan kondisi tanah contoh Jenis Tanah : Gembur, Liat, Merah, Berpasir & Berkapur selain itu juga dibedakan dengan itensitas cahaya contoh: Lahan di bawah tanaman tahun. (Sengon, Jati, dlsb)
  • Dengan mengolah singkong hasil budidayanya menjadi Gaplek yang dapat dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga sehingga menambah pendapatan keluarga dan kulit singkongnya dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak (Kambing/Domba & Sapi)
       
  • Dengan tehnik pola tanam dari KSU BERKAH BARU mengasilkan :
  • Tanah menjadi gembur. (Sangat cocok utk Singkong)
  • Unsur Hara dan pupuk tidak larut terbawa air.
  • Tidak ada air yang menggenang sehingga tidak busuk akar.
  • Menggunakan Pupuk kandang terfermentasi atau Pupuk organic yang telah terseleksi mutunya dan POC yang cocok untuk segala jenis tanaman & jenis tanah.
  • Penggunaan Pupuk Kimia dapat dikurangi sbb:
  • Tanam   I  mengurangi pupuk kimia  s/d  25 %
  • Tanam  II  mengurangi Pupuk Kimia s/d  75 %
  • Tanam III Mengurangi Pupuk Kimia s/d  100%
  • Penggunaan Pestisida Kimia dikurangi dengan menggunakan pestidida alami (Herba) : Mimba, Mahoni, Tembakau, Kina dll.
  • Dapat untuk tumpangsari dengan kacang kobe.
                  
                                             Lahan Budidaya Singkong Milik anggota
                  
                                        Panen singkong berbagai varietas s/d 150 Kg/Pohon

TAHAP BUDIDAYA SINGKONG DEWO
1. Persiapan Lahan Budidaya

2. Persiapan Pembibitan Singkong Sesuai Kebutuhan dan Varietas
             usia 3 minggu                                                      usia 2-3 bulan                                       usia 6 -7 bulan

3. Budidaya Singkong G.I
               usia 3 minggu                                                         usia 2-3 bulan                                                 usia 6 -7 bulan
4. Budidaya  Bibit Singkong G.II dan G.III
                   Hasil Singkong Umur 2 Bulan (G.I) dengan Tehnik Budidaya dari KSU BERKAH BARU

                  Hasil Singkong Umur 4 Bulan  (G.I ) dengan Tehnik Budidaya dari KSU BERKAH BARU
                  Hasil Singkong Umur 8 Bln Berat 80 Kg (G.II ) Dgn Tehnik Budidaya dari KSU BERKAH BARU
                   Hasil Singkong Umur  14 Bln Berat 157 Kg (G.III ) dgn Tehnik Budidaya dari KSU BERKAH BARU
5. Panen singkong G.I  (rata-rata 50 kg / pohon)
Read More

Kacang Hias untuk Taman, Arachis pintoi ( kacangan )

bermain diatas tanaman kacangan
tiduran di atas tanaman kacangan

yuk bermain ditaman

duh enaknya santai di taman
duduk di atas tanaman kacangan

Kacang Hias, Arachis pintoi ( kacangan )

       

Informasi spesies


Sinox nursery memproduksi jenis tanaman kacangan untuk ground cover dan perkebunan melayani pengadaan tanaman mulai harga Rp 500,-
Kacang Hias
Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg
Nama umum
Indonesia:Kacang hias
Inggris:Pinto peanut
Arachis pintoi
Kacang Hias

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Fabales
                             Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
                                 Genus: Arachis
                                     Spesies: Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg

Kerabat Dekat
Kacang Tanah



Kacang hias (Arachis
pintoi) pada usaha tani
lahan kering
Pendahuluan
rachis pintoi (Pinto peanut: Inggris; Maní forrajero:
Spanyol; Thua lisong tao: Thailand) adalah jenis
kacang-kacangan yang tumbuh menjalar (ground cover) di atas
permukaan tanah. Pertama kali dikoleksi oleh G. C. P. Pinto
pada bulan April 1954 dari lembah Jequitinhonha, São
Francisco dan sepanjang sungai Tocantins di Brazil.
Tanaman ini di Indonesia populer dengan sebutan
kacang hias. Awalnya diintroduksi dari Singapura oleh
beberapa pengusaha lapangan golf. Namun belakangan, sudah
banyak dijumpai di taman-taman perkantoran, pertokoan,
rumah sakit, perumahan, maupun taman jalan.
Kacang hias ini tumbuh baik di daerah tropis, baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Tergolong tidak sulit
dalam perawatannya, dapat tumbuh pada segala kondisi, tetapi
paling bagus pertumbuhannya pada kondisi di bawah naungan
(70-80%) dibandingkan dengan terkena sinar matahari
langsung. Selain itu tanaman ini juga mempunyai kemampuan
menambat nitrogen dari udara. Berdasar sifat-sifatnya tersebut,
Arachis pintoi sangat baik ditanam sebagai tanaman penutup
tanah, bahan hijauan makanan ternak, tanaman hias di taman
taman kota, di pinggir-pinggir jalan raya, dan pengontrol erosi
pada lahan miring.
Karakteristik tanaman
Arachis pintoi adalah jenis herba tahunan yang tumbuh
rendah. Batangnya tumbuh menjalar membentuk anyaman
yang kokoh, akar dan/atau sulur akan tumbuh dari buku batang
apabila ada kontak langsung dengan tanah. Mempunyai dua
pasang helai daun pada setiap tangkainya, berbentuk oval
dengan ukuran lebih kurang 1,5 cm lebar dan 3 cm panjang

(Gambar. 1). Kacang hias ini umumnya berbunga terusmenerus
selama masa hidupnya, dengan 40–65 bunga/m2 setiap
harinya. Setelah terjadi penyerbukan, ovary (indung telur) pada
gynophore akan memanjang sampai 27 cm dan masuk ke
dalam tanah sampai kedalaman 7 cm yang selanjutnya
membentuk polong dan biji. Setiap polong biasanya
mengandung sebuah biji.
Lingkungan yang diperlukan untuk tumbuh.
Arachis pintoi tumbuh dan berkembang dengan baik
pada daerah sub tropika dan tropika, curah hujan tahunan
>1.000 mm. Tahan terhadap 3–4 bulan kering, tetapi akan
menggugurkan banyak daun selama periode kering tersebut.
Pada tanah-tanah yang kurang air atau sering banjir,
pertumbuhannya terhambat dan daun menjadi kuning.
Tanaman ini cocok tumbuh pada tanah dengan tekstur
liat berat sampai berpasir, namun tumbuh lebih bagus pada
tanah lempung berpasir (sandy loam). Pertumbuhan lebih baik
pada tanah dengan kandungan bahan organik > 3%, dan akan
terhambat pada tanah dengan kadar garam (salinity) yang
tinggi. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada
kondisi kesuburan tanah rendah dan pH sangat masam, serta
toleran terhadap kejenuhan aluminium yang tinggi (>70%).
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan
menggunakan: biji, stek, dan stolon. Untuk menutupi seluruh
permukaan tanah dengan pertumbuhan seragam biasanya
diperlukan waktu 2–5 bulan untuk tumbuhnya tergantung
kondisi lingkungan dan jarak tanam.
1. Biji
Tanaman ini dapat dikembangkan dengan cepat dan
mudah menggunakan biji. Kendalanya adalah biayanya lebih
mahal dan biji tidak selalu tersedia di lokasi.
Tanamkan biji beserta polong atau biji yang masih ada
kulit arinya sedalam 2 cm ke dalam tanah. Biji akan mulai
tumbuh/berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam.
Kebutuhan 30 – 50 kg biji/ha.
2. Stek
Stek batang dipotong sepanjang 10–20 cm dan di tanamkan
ke dalam tanah sepanjang 7,5–12,5 cm. Untuk mendapatkan
pertumbuhan/penutupan yang seragam dengan cepat, stek
ditanam dengan jarak 25–40 cm. Usahakan stek batang harus
segera mungkin ditanam, sebab bagian batangnya cepat
mengering. Akar mulai tumbuh pada 2–4 minggu setelah tanam.
3. Stolon (sulur)
Stolon (sulur) adalah “tanaman-kecil/muda” yang lengkap
dengan akarnya. Stolon terbentuk dan/atau berkembang dari
bagian batang yang masuk ke dalam tanah dan mengeluarkan akar
dari buku batangnya (nodes). Pada waktu memindahkan/
membongkarnya dari tanah, stolon perlu dibungkus untuk
menghindari kekeringan selama pengangkutan. Setelah dipisahkan
dari tanaman induknya,stolon harus segera mungkin ditanam
dengan membenamkan bagian akarnya ke dalam tanah sedalam
2,5 cm dengan jarak tanam 25-30 cm.
Perawatan setelah tanam
Pada tanah-tanah dengan kesuburan rendah, perlu diberi
pupuk urea 100–120 kg/ha pada saat tanam. Setelah
pertumbuhan stabil, pemupukan urea tidak diperlukan lagi
sebab apabila terlalu banyak pupuk N akan mengurangi
kemampuan tanaman memfiksasi N. Pengairan sangat penting
selama masa awal pertumbuhan untuk menjaga kelembapan,
tetapi jangan terlalu basah.
Penyiangan gulma diperlukan selama masa awal
pertumbuhan menggunakan mesin potong, cangkul, herbisida,
atau dicabut. Penyiangan dan/atau penyemprotan herbisida
diperlukan sebanyak 2–4 kali sebelum seluruh permukaan
lahan tertutupi.
Pemangkasan secara berkala juga diperlukan untuk
menjaga tanaman tetap tumbuh seragam atau untuk
menjaga/menghalangi pertumbuhan yang berlebihan.
Pemangkasan dilakukan pada ketinggian 10–15 cm setiap 8-10
minggu sekali. Jika pemangkasan terlalu panjang, akan
menyibakkan tanah dan menggundulkan batang. Hal ini dapat
menyebabkan batang menjadi lemah terutama pada musim
kemarau. Pemangkasan batang setinggi 5-8 cm pada tahun
pertama dapat membantu mengurangi kompetisi gulma dan
merangsang si kacang untuk menjalar secara lateral.
Siput (bekicot) merupakan hama yang dapat menjadi
masalah selama masa pertumbuhan. Hama ini biasanya
memakan tanaman pada malam hari. Dalam hal ini,
umpan
jenis pestisida bisa efektif untuk melawan siput.
Manfaat
Manfaat utama dari Arachis pintoi adalah:
1. Pengontrol Erosi
Pada usaha tani lahan kering yang berlereng, erosi
terjadi terutama pada periode awal pertumbuhan tanaman yang
menyebabkan lahan terdegradasi dan menurun produktivitasnya.
Arachis pintoi berpotensi besar untuk mencegah
hanyutnya tanah, karena susunan/anyaman batang dan
perakarannya dapat melindungi tanah dari daya rusak intensitas
hujan yang tinggi. Sebagai contoh, di Costa Rica, kacang hias
ini ditanam di sepanjang pinggir saluran irigasi untuk
mengontrol erosi dan pertumbuhan gulma. Pada usaha tani
kopi di Sumberjaya, Lampung Barat, penanaman leguminosa
ini juga mampu menekan erosi sebesar 11–85%.
2. Rehabilitasi Lahan
Sebagai salah satu famili leguminosa, Arachis pintoi
berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dari hasil fiksasi
(penambatan) nitrogen secara biologi. Dari hasil fiksasi tersebut
dihasilkan 65–85% nitrogen. Hasil penelitian di Mexico
menunjukkan bahwa Arachis pintoi mampu meningkatkan
konsentrasi karbon sebesar 9,3–14% dan nitrogen sebanyak 42–
47% di dalam tanah. Di Sumberjaya, Lampung Barat,
mengindikasikan bahwa tanaman ini setelah 2 tahun
diintroduksikan nyata meningkatkan kandungan unsur carbon
dalam tanah.
3. Pengontrol Gulma
Di daerah tropis, Arachis pintoi telah teruji kemampuannya
dalam bersaing dengan gulma, seperti pada perkebunan kopi,
coklat, pisang, jeruk, ubi kayu, dan nenas. Jenis kacang ini efektif
mencegah tumbuhnya gulma setelah 3–4 bulan ditanam atau sama
efektifnya dengan Desmodium ovalifolium dalam mencegah
tumbuhnya kembali gulma, bahkan lebih efektif dari penggunaan
herbisida
4. Pengontrol Nematoda
Dari hasil penelitian di Costa Rica, Arachis pintoi mampu
melindungi tanaman tomat dari infeksi yang disebabkan nematoda
Meloidogyne arabicide, dan tanaman kopi dari Meloidogyne
exigua. Tanaman ini juga terbukti bukan merupakan host dari
kedua jenis nematoda ini dan bahkan mampu menekan (effek
negatife) perkembangan kedua jenis nematoda tersebut.
5. Makanan Ternak
Arachis pintoi dapat digunakan untuk makanan beberapa
jenis ternak peliharaan seperti : sapi, kuda, keledai, biri-biri
(domba), kambing, babi, dan ayam. Daunnya mengandung
kadar protein yang tinggi dan baik untuk pencernaan.
Introduksi tanaman ini pada manajemen padang gembalaan
baik secara komersial maupun tradisional, umumnya dapat
meningkatkan keragaan dari hewan peliharaan, dan sudah pasti
mendatangkan hasil (uang) untuk petani. Hal ini telah
dibuktikan oleh peternak di Costarica pada sistem padang
pengembalaan Arachis pintoi + Brachiaria brizanta.
Salah satu contoh introduksi Arachis pintoi pada usaha
tani lahan kering di Indonesia adalah pada usaha tani kopi di
Sumberjaya, Lampung Barat (Gambar. 2). Pada usaha tani lada
di Lampung Utara petani juga telah mengintroduksikan
tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah. Selain sebagai
penutup tanah, petani memanfaatkannya sebagai: sumber
kompos, pakan ternak terutama sapi, kambing, dan ayam

Gambar 2. Arachis pintoi pada usaha tani kopi di Sumberjaya,
Lampung Barat (Foto: F. Agus)

Disusun oleh: Maswar
BALAI PENELITIAN TANAH
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
Jawa Barat
Read More

TANAMAN BUNTUT BAJING


Read More

PASTIKAN KOLAM IKAN ANDA ADA BAK FILTERNYA

Proses pembuatan bak filter dengan 4 ruang filter

taman dinding dengan filter

Read More

TAMAN BERMAIN DENGAN TANAMAN KACANGAN



Tanaman Kacangan (Arachis pintoi) adalah tanaman yang bentuknya mirip kacang tanah (Arachis hypogea). Jenis tanaman ini dapat dipakai sebagai tanaman penutup tanah di taman dan di kebun (kopi, cokelat, vanili, merica, kelapa, kelapa sawit, dsb) atau ladang. Kacang pintoi bisa tumbuh di tempat bernaungan dan bisa tahan kalau ada orang atau hewan menginjak-injaknya sehingga cocok untuk tanaman taman bermain. Tanaman ini, tidak memerlukan pengelolaan intensif karena tidak tumbuh tinggi (maksimal 30 cm) dan dapat ditanam dengan setek batang, menghasilkan hijauan ternak yang cukup nutritif.
Dari riset eksperimental di  Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa kacang pintoi
merupakan pilihan yang baik untuk sistem peternakan dalam kebun kelapa, dengan produksi kira-kira 800 kg/ha setiap dua bulan.Tanaman ini memiliki kegunaan lain, yaitu:
Menahan erosi tanah: Akar akarnya mencegah tanah hanyut oleh air dan angin.
Daunnya mengurangi dampak tetes hujan sewaktu jatuh ke tanah.
Sumber nitrogen untuk tanaman pokok: Kacang pintoi adalah anggota famili kacang-kacangan yang
mempunyai kemampuan menyerap nitrogen dari udara dan mengubahnya ke bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman lain. Oleh karena itu, kacang pintoi dapat membuat tanah lebih subur untuk tanaman lain.
Mencegah pertumbuhan gulma: Kacang pintoi sering“menang” ketika bersaing dengan gulma untuk
memperoleh air dan unsur hara.
Sebagai tempat berlindung musuh alami: Jumlah musuh alami di kebun dapat dinaikkan
dengan menyediakan tempat teduh dan tempat berlindung dari angin yang kuat atau hujan
deras. Tempat berlindung membantu musuh alami dengan menyediakan mangsa atau inang alternatif. Berbagai jenis musuh alami juga memakan sari madu dan serbuk dari tanaman kacang pintoi.


Read More

TANAMAN EUPORBIA MILII



Mahkota Duri
Euphorbia milii Ch.Des Moulins
Nama umum
Indonesia:Mahkota duri, pakis giwang,
Inggris:Crown-of-thorns
Cina:Tie hai tang
Euphorbia milii
Mahkota Duri

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Euphorbiales
                             Famili: Euphorbiaceae
                                 Genus: Euphorbia
                                     Spesies: Euphorbia milii Ch.Des Moulins

Kerabat Dekat
SusuduKate MasPatikan KeboSemboja JepangKrokot CinaKastubaKayu UripHerba MalaEuphorbia Dentata


Buku
Sukses Menanam & Merawat Euphorbia Milii (Lanny Lingga)
Membuat Euphorbia Tampil Indah Menawan (Lianne Kusumayani & Agus Andoko)
Menggempur Asam Urat & Rematik dengan Mahkota Dewa (Ning Harmanto)
Mengusir Kolesterol bersama Mahkota Dewa (Ning Harmanto)
Menumpas Diabetes Bersama Mahkota Dewa (Ning Harmanto)
Agar Euphorbia Tampil Menawan (Boen Soedijono & Rudi Hartono)
Durian Untuk Kebun Komersial dan Hobi (Onny Untung)
Mengebunkan Durian Unggul (Redaksi Trubus)
Mahkota Dewa: Obat Pustaka Para Dewa (Ning Harmanto)
Mahkota Dewa: Panglima Penakluk Kanker (Ning Harmanto)
Menaklukan Penyakit Bersama Mahkota Dewa (Ning Harmanto)
Bertanam Durian (Bernandinus T. Wahyu Wiryanta)
Euphorbia Milii (Hapsari & N.S. Budiana)
Mahkota Dewa, Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat (Ir. W. P. Winarto & Tim Karyas)
Tak hanya dipajang di pot untuk penghias teras, pak sien hwa-sebutan euphorbia di China-ternyata juga cantik dipelihara sebagai border di taman. Apalagi tanaman ini tahan ’berjemur’ di bawah sengatan matahari. Tanaman ini pun termasuk adaptif dan mampu bertahan hidup di sembarang lokasi serta tahan serangan hama dan penyakit.
Awalnya, euphorbia tumbuh subur di Madagaskar. Tempat hidupnya di daerah panas dan kering. Dari sanalah, sekitar 2000 spesies yang berbeda diintroduksi sejak tahun 1821, kemudian menyebar ke China hingga ke Thailand.
Berkat tangan para penyilang, muncullah jenis-jenis baru. Sejak saat itu, si ratu bunga berduri ini melanglang buana hingga ke Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia. Sebutan euphorbia diambil dari nama seorang dokter raja Juba dari kerajaan Mauritania di Afrika Utara, Euphorbus. Atas jasanya, euphorbia yang tumbuh di gurun berpindah menjadi hiasan yang cantik di rumah. Sosok tanaman sedang, tinggi sekitar 150 cm, dan lebar 100 cm dengan dompolan bunga hingga menyelimuti batang.

Bunga warna-warni dan bentuknya bervariasi seolah menjadi magnet yang menarik perhatian siapa saja yang memandanginya, tak terkecuali Murtadji, pemilik SM Garden di Kediri. Lewat kecintaannya dengan euphorbia, maka saat ini Murtadji berhasil mengembangkan hobinya itu jadi suatu peluang bisnis yang menguntungkan hingga saat ini. Murtadji mengatakan, euphorbia memiliki penampilan yang menawan dibandingkan dengan jenis tanaman hias lainnya, seperti anthurium, aglaonema, dan adenium. Warna bunganya beraneka ragam, tapi dominan memiliki warna merah, kuning, hijau,dan putih dengan hiasan strip atau bercak di setiap petalnya. Tajuknya bagus, rimbun, dan kompak, sehingga menjadi daya tarik lain.
Bentuk bunga euphorbia menyerupai angka delapan dengan beragam variasi. Mahkota bunganya ada yang bulat, bulat lancip, oval, dan berbentuk hati dengan posisi saling menumpuk, menyilang atau bersinggungan. Tak hanya bentuk, ukuran bunga pun ada yang kecil seukuran kancing baju (diameter 2 cm) hingga sebesar koin seratus rupiah (diameter 4-5 cm). Dompolan bunga beragam, mulai dari sedikit (4-5 bunga), sedang (6-15 bunga), sampai banyak (> 16 bunga). Menurut Murtadji, ada beberapa faktor yang mesti diperhatikan sebelum memelihara si ratu bunga ini, yaitu lokasi, sinar matahari, iklim atau cuaca, sirkulasi udara, media tumbuh, dan air.
Tanaman ini cukup adaptif di berbagai daerah. Artinya, euphorbia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran rendah hingga tinggi (0-1200 m dpl).
Di dataran rendah (300 m dpl), euphorbia masih bisa tumbuh subur, meski agak lambat,” lanjutnya.
Idealnya, tanaman ini membutuhkan sinar matahari dengan intensitas 70-80% selama 6-8 jam atau hari. Tanaman ini pun akan berbunga lebih banyak di musim hujan dibanding kemarau, karena saat itu lingkungan cukup mendukung, sehingga kualitas bunga lebih baik daripada musim panas.
Untuk itulah penempatannya harus tepat, tidak boleh terkena sinar matahari langsung terlalu lama, karena terlalu lama ’berjemur’ di bawah sinar matahri dapat menghanguskan pucuk-pucuknya. Terlalu teduh pun dapat berdampak tanaman lambat tumbuh dan bunga yang muncul tak banyak. Penanaman skala besar dapat memakai net 70% untuk menahan intensitas sinar matahari. Sebaiknya, lanjut Murtadji, hindari tempat yang sering mendapat guyuran air hujan, karena tanaman menjadi rusak dan malas berbunga. Euphorbia juga kurang optimal menyerap hara bila lingkungannya bersikulasi udara jelek, meski mendapat sinar matahari.
Di lokasi yang lembab pun malah memicu munculnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Media TumbuhDi alam, euphorbia tumbuh di tempat yang kering dan porous, sehingga media tanam apa pun dapat dipakai untuk menanam euphorbia, asalkan porousitas dan drainasenya bagus. Beberapa bahan media tanam euphorbia terdiri dari sekam bakar, pakis, cocopeat, pasir Malang, dan pupuk kandang. Komposisi media tanam beragam, tergantung pengalaman dan lokasi setempat. Upayakan media ber-pH netral (6,5-7) dan steril.
Penanaman di pot plastik sebaiknya memasukkan potongan styrofoam sebanyak 25% tinggi pot untuk membantu sirkulasi udara di media sekaligus membuang kelebihan air, sehingga media tidak lembab.
Air untuk euphorbia masih cukup penting untuk pertumbuhan akar, cabang, daun, dan bunganya. Namun terlalu banyak memberi air mengakibatkan akar busuk ditandai berwarna coklat, lembek seperti bubur. Sebaliknya, jika penyiraman jarang dilakukan, tanaman mengalami dehidrasi alias kekurangan air. Cirinya, batang mengkerut, daun menguning, mudah rontok, dan sosok tanaman menjadi kerdil. Apabila hal itu dibiarkan, lambat laun tanaman tumbuh tumbuh merana dan mati. Idealnya, penyiraman dilakukan sehari sekali pada musim hujan, dua kali sehari pada musim kemarau) atau bila media sudah kelihatan kering. Waktu penyiraman, yaitu pagi hari pukul 08.00-09.00 atau sore hari pukul 15.00-16.00.
Memilih Euphorbia
Banyaknya jenis euphorbia membuat para hobbies leluasa memilih sesuai dengan selera. Meski demikian, kata Murtadji, sebagai pembeli sebaiknya mampu mencermati euphorbia yang dibeli, supaya nantinya tak kecewa, karena ternyata tanaman kurang bermutu bagus.
Agar tak salah pilih, ada beberapa hal yang mesti diketahui saat akan memilih dan membeli euphorbia, yaitu :- Carilah penjual yang menyediakan euphorbia berkualitas bagus.Untuk mengetahui kredibilitas penjual dapat mencari informasi dari media, seperti majalah atau teman yang sudah datang ke nurserinya. Penjual yang berpengalaman biasanya mampu menjelaskan jenis, sifat, dan asal-usulnya.
Informasi perawatan juga sebaiknya ditanyakan untuk memudahkan pemeliharaan di rumah.- Meski selera penghobi berbeda-beda, sebaiknya memilih euphorbia yang rajin berbunga, karena bentuk bunga, warna bunga, dan dompolan bunga merupakan keindahan tanaman asal Madagaskar ini. Apalagi, bunganya tak gampang rontok.- Tanyakan asal-usul euphorbia, terutama cara perbanyakannya.
Euphorbia yang berasal dari bibit setek umumnya cepat berbunga dibanding tanaman yang berasal dari biji. Lagipula, kualitas bibit asal setek memiliki sifat yang sama dengan induknya. Lain halnya dengan bibit asal biji cenderung menyimpang dari sifat induk, kecuali penyilang melakukan persilangan yang sudah terarah. Apabila memilih bibit asal sambung, pastikan batang atas berasal dari jenis yang berpenampilan bagus.- Ukuran bibit menentukan harganya. Bagi yang berkantung cekak dapat memilih bibit muda, karena berharga murah.
Namun tanaman seperti ini butuh waktu untuk berbunga lebat. Apabila tak sabar ingin menikmati bunga euphorbia dan memiliki cukup uang, beli tanaman yang sudah besar dengan tajuk bagus dan bunga lebat. [cher]
Euphorbia pun Bisa ’Kawin’
Variasi bunga euphorbia cukup banyak. Di alam, penyerbukan alami dibantu serangga, seperti lebah. Kini, berkat upaya kawin silang muncul beragam jenis baru euphorbia dengan penampilan yang cukup spektakuler. Berbekal induk dan pengetahuan yang cukup, profesi menjadi ’penghulu’ euphorbia bisa dilakukan siapa saja. Apalagi si mahkota berduri ini termasuk tipe berbunga sempurna. Maksudnya, serbuk sari (jantan) dan putik (betina) berada dalam satu bunga.
Dengan seleksi induk, mungkin saja bakal diperoleh jenis baru yang lebih bagus dan berbeda dengan induknya.
Adapun tahapan ’kawin’ euphorbia antara lain :
* Siapkan euphorbia yang sedang berbunga. Bunga mekar untuk penyerbukan sekitar 3-4 hari sejak kuncup, dicirikan kepala putik diselimuti lendir, sehingga terasa lengket bila dipegang tangan. Pisahkan di tempat yang aman agar tidak diserbuki oleh serangga.
* Ambil serbuk sari dari bunga euphorbia lain, lalu tempelkan ke kepala putik. Lakukan berulang-ulang sampai serbuk sari benar-benar habis dan melekat di kepala putik. Cotton bud bisa dipakai untuk membantu penyerbukan. Hanya kelemahannya kadang masih ada serbuk sari tersisa di kapas, sehingga tak menyerbuki sempurna ke putik. Waktu penyerbukan pada pagi hari pukul 09.00 saat matahari belum panas dan tanaman sedang dalam proses fotosintesis.
* Setelah 3-6 hari sejak penyerbukan, bunga akan layu dan rontok. Penyerbukan berhasil bila muncul benjolan hijau di pangkal putik.
* Bakal buah akan membesar dan masak berbentuk seperti kapsul.
* Seminggu kemudian buah matang yang ditandai dengan kulit mengering dan warna coklat tua. Segera petik buahnya pada pagi hari, karena jika matahari sudah tinggi, biji-biji yang tersimpan di tempurung buah menjadi kering dan pecah, sehingga biji terpelanting ke tanah. [cher]
Pulihkan Euphorbia Impor dari Perjalanan Jauh
Salah satu keutamaan Murtadji dalam menekuni bisnis euphorbianya adalah ia langsung mengimpor euphorbia dari Thailand. Ia mengaku, tak mudah mengimpor euphorbia dari Thailand dan menyimpannya dalam waktu lama, karena adanya beberapa prosedur yang harus dilalui. Euphorbia impor dari Thailand tersebut berada dalam kemasan kotak karton dan setiap batang dibungkus dengan kertas.
Euphorbia impor bermediakan cocopeat yang kering. Perjalanan dari bandara Suvarnabhumi Thailand hingga mencapai bandara Juanda Surabaya diperlukan 1 hari dengan menggunakan maskapai penerbangan Thailand.
Namun kalau memakai maskapai penerbangan lokal, perjalanan bisa ditempuh hingga dua hari. Jadi, mulai dari proses pengepakan hingga mencapai Kediri, euphorbia berada dalam kotak selama kurang lebih 2-3 hari. Menurut Murtadji, hal ini mengakibatkan euphorbia menjadi layu dan rontok daun.
Demi memulihkan kondisi euphorbia tersebut, sebelum proses penanaman Murtadji mencelupkan media euphorbia yang berupa cocopeat kering ke dalam larutan air dan atonik. Sementara untuk media tanam, ia menggunakan campuran kompos kambing, sekam bakar, cocopeat, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:2:2:1 agar media porous. Upayakan media ber-PH netral (6,5-7) dan steril.
Media taman euphorbia harus porous agar air dapat mengalir langsung ke bawah, karena bila media terlalu banyak menahan air dapat menyebabkan busuk akar.
Kebun yang digunakan Murtadji untuk area tanam euphorbia merupakan bekas kolam ikan. Bekas kolam ikan ini dianggap Murtadji sebagai lokasi yang ideal untuknya menumbuhkan euphorbia, karena memiliki sirkulasi udara yang bagus. Euphorbia dapat tumbuh dengan baik di lingkungan yang memiliki sirkulasi udara yang bagus. Penyiraman dilakukan ketika matahari belum terbit dan ketika matahari belum bersinar. Ini dilakukan untuk menjaga kelembaban tanaman. Bila euphorbia disiram pada siang hari dapat menyebabkan tanaman hangus. Kemudian untuk mengurangi intensitas sinar matahari sebaiknya dipasang paranet di kebun.
Untuk pemulihan euphorbia, lanjut Murtadji, sebaiknya intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman dikurangi hingga 80%. Terlalu banyak sinar matahari bisa mengakibatkan pucuk-pucuk daun euphorbia menjadi hangus. Namun terlalu teduh juga bisa mengakibatkan euphorbia tumbuh lambat. Curah hujan juga dapat mengakibatkan euphorbia rusak dan malas berbunga. [cher]
Sumber : http://tabloidgallery.wordpress.com/
Read More

© Copyright SINOX NURSERY