INVESTASI PISANG SKALA BESAR DAN INTENSIF


Uraian Proyek
Perkebunan  pisang  yang  diusahakan  terus  menerus
dengan mudah di temukan di benua Amerika (Meksiko),
Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador
dan Asia Tenggara. Di negara tersebut budidaya pisang
merupakan industri yang didukung oleh   kultur teknis
yang  prima  dan  stasiun  pengepakan  yang  modern  &
memenuhi  standar  internasional.  Hal  tersebut
menunjukkan  bahwa  pisang  merupakan  komoditas
perdagangan  yang  menguntungkan.  Buah  pisang
dimanfaatkan  baik  dalam  keadaan  mentah,  maupun
dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang
dapat  diproses  menjadi  tepung,  kripik,  'puree',  bir
(Afrika), cuka, atau didehidrasi. Limbah pisang banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari bahan
baku pakan ternak, bahan kerajinan, serat kain dan lain
sebagainya.  Budidaya  pisang  bulu  ini  direncanakan
dilakukan diatas lahan seluas 230 ha.
Kondisi Eksisting
Budidaya pisang di Kabupaten Kendal tersebar
di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal.
Pada  tahun  2009  budidaya  pisang  raja  bulu
produksinya  mencapai  32  ton  per  minggu  yang
ditanam diatas lahan 120 Ha Kondisi ini menunjukkan belum
optimalnya produksi  pisang raja di Kabupaten
Kendal.
Analisis pasar
Oleh karena ketersediaan bahan baku baik pisang raja
 sangat  melimpah  dan  terus  meningkat  sejalan
dengan  permintaan  pasar  saat  ini  meningkat.  Harga
pisang raja bulu di tingkat petani mencapai Rp. 5000
rupiah persisir sedangkan di tingkat pasar semarang, solo
dan daerah sekitarnya sudah mencapai angka Rp. 10.000
persisir. Letak Kabupaten Kendal yang berada di jalur
pantai  utara  akan  mempermudah  pemasaran  dan
memiliki potensi pasar yang sangat besar.
Analisis Keuangan
Biaya Investasi : Rp  32.758.900.000
Profit/ha/tahun : Rp      172.800.000
BCR : 1,42
Aspek Legal & Bentuk Kerjasama
Lahan  milik  masyarakat  dan  telah  terbentuk
klaster.
Pola kerjasama dapat dilakukan dalam dua cara.
1. Pertama,  dilakukan  dengan  metode  inti  plasma
dimana petani diberikan modal awal kemudian hasi
perkebunan  dijual  kepada  investor  dan  investor
hanya membangun kebun induk dengan luasan yang
lebih kecil dan wisata agro.
2. Kedua, investasi murni