TREN TAMAN KOLAM BATU ALAM

KOLAM dan air mancur di suatu taman bisa menjadi instrumen penting. Menjadi pusat pandang. Kesan baik maupun buruk terhadap taman bisa sangat dipengaruhi wujud kolam yang ada.

keberadaan kolam dan air mancur memang membuat suatu area jadi terlihat lebih indah serta segar. 

Contohnya suatu halaman yang lebih banyak perkerasan, seperti halnya pada rumah bergaya klasik, layak disebut sebagai taman jika di satu titiknya, taruhlah di tengah, lantas diisi satu kolam atau pancuran.

Kalau rumah model klasik paling memang pakai kolam air mancur, bentuk simetris,. 

beberapa penambahan di sekitar kolam bisa jadi berupa patung ala Eropa kuno semacam dewa-dewi ala Yunani, malaikat bersayap, bocah kencing, hingga hewan-hewan yang realistik. 

Soal taman di masing-masing rumah, dalam , tak terlalu berpatok kepada langgam rumah. Yang kerap terjadi di Indonesia rumah dan taman berbeda langgam. 

Contohnya adalah rumah bergaya klasik, tapi taman kerap kali mengadopsi gaya Jepang. Rumah bergaya minimalis tak jarang mengadopsi taman dan kolam bergaya Bali.

di Indonesia ini cuma tiga model taman yang akhirnya populer. Ketiganya adalah taman gaya Jepang, taman tropis, serta taman minimalis. 

Taman gaya Eropa yang bersifat klasik kurang diminati karena menuntut kerapian dan bentuk tanaman yang bermacam-macam. 

Taman semacam ini  terasa terlalu ribet dan membutuhkan biaya perawatan tinggi dalam penilaian orang Indonesia. 

Taman lainnya seperti gaya Amerika yang bersifat kering mengandalkan batu-batuan lebih banyak diadopsi di dalam ruangan.

Taman Jepang banyak disukai karena bentuknya yang teratur terutama dalam hamparan rumputnya. Banyak mengadopsi tanaman semacam cemara atau beringin yang dipangkas rapi. 

Taman Jepang ini tidak seribet yang model Eropa. Di sini kolam atau pancuran dapat dipakai sebagai ornamen pemanis. 

Biasanya kolam yang dibentuk memakai tatanan batu sikat cocok di sini. Selain itu, pancuran contohnya yang bertumpuk-tumpuk juga pas..

Taman bergaya tropis lebih mengejar kesan alami. Beberapa terkesan seolah menyemak dengan tanaman yang tidak dipangkas serapi taman Jepang apa lagi Eropa. 

Di sini taman yang mengadopsi susunan batu alam dengan penataan tidak simetris sangat cocok, begitu juga pancuran berornamen batu alam. Menerapkan taman atau pancuran di sini cocoknya yang natural serta etnik.

Penempatan patung maupun relief bernuansa dewa-dewi maupun sosok mitologi Hindu-Budha atau patung-patung binatang bisa menjadi pilihan di taman semacam ini, contohnya di sekeliling kolam. 

Penempatan semacam itu akan menjelmakan sebuah taman tropis ke satu turunannya yakni taman Bali.

Lain lagi jika ingin terlihat lebih modern, taman minimalis yang memadukan unsur bebatuan bergaris-garis simpel, serakan bebatuan yang biasanya dipakai untuk taman kering bisa menjadi pilihan. 

Dapat diterapkan pula model kolam yang tidak bersifat simetris dan juga menghindari lingkaran. Unsur-unsur semacam kaca dan benang dimasukkan sebagai pemanis kolam, terutama untuk mengadopsi proses jatuhnya air.